Rabu, 09 Januari 2019

Turki Utsmani II


Assalamualaikum sahabat blog miracle islam? Apa kabar semuanya? Kembali lagi di blog kesayangan kita, pada kesempatan kali ini admin akan membahas kembali dinasti Turki Utsmani karena menurut admin untuk membahas dinasti Turki Utsmani sangat lah menarik. Ditambah dinasti ini terdapat pemimpin yang sudah diramalkan oleh Rasulullah SAW yakni Sultan Mehmed II atau lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih yang merupakan penguasa ketujuh pada dinasti Turki Utsmani yang merupakan penakluk kota Konstantinopel. Dikesempatan selanjutnya admin akan membahas mengenai Sultan Muhammad Al-Fatih dan juga mengapa kota Konstantinopel sangat penting untuk dikuasai oleh umat islam pada masa itu, akan tetapi untuk saat ini admin akan membahas mengenai pemerintahan, raja-raja dan peninggalan-peninggalan pada dinasti Turki Utsmani.
Sutlan Mehmed II, salah satu raja Mehmed II
www.wikipedia.com
Sebagaimana system pemerintahan yang dianut oleh dinasti-dinasti islam lainnya, dinasti Turki Utsmani menganut system pemerintahan Monarki yakni system Monarki atau turun-temurun. Akan tetapi meskipun menganut system monarki, kekuasaan pemerintahan tidak selalu diwariskan kepada anak tertua saja melainkan juga anak yang lain yang berhak. Tetapi jika tidak ada, maka saudara dari Raja yang akan menggantikannya. Pemimpin dinasti Utsmani memiliki dua gelar sekaligus yakni Sultan yang menguasai kekuasaan duniawi dan Khalifah dibidang keagamaan.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Sultan juga dibantu oleh seorang Mufti yang lebih dikenal dengan Syaikhul-Islam dan Syaikhul-A’dham yang mana tugas Syaikhul-Islam ada pada bidang agama sedangkan Syaikhul-A’dham bertugas pada bidang keduniawian.
Keberhasilan ekspansi bangsa Turki tidak terlepas dari cakapnya mengelola roda pemerintahan disamping strategi dalam bidang kemiliterannya yakni dengan membentuk pasukan Jenissari yang bertugas memperluas dan mempertahankan wilaya kekuasaan dinasti Turki Utsmani. Sehingga dengan menjalankan roda pemerintahan dengan baik dapat menciptakan jaringan pemerintahan yang terartur dan terorganisir. Karena luasnya wilayah kekuasaan dinasti Turki Utsmani, para pemimpin dinasti Turki Utsmani senantiasa bertindak tegas selain itu pula terdapat struktur pemerintahan dimana Sultan sebagai penguasa tertinggi, kemudian Sultan dibantu oleh Shadr al-a’zham (perdana menteri) yang kemudian Shadr al-a’zham membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Dibawah Gubernur terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-alawiyah (bupati). Pada perkembangan selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) dibentuk sebuah divisi fungsional diantara jabatan perdana Menteri , tokoh-tokoh agama, jabatan administrasi Negara dan beberapa keluarga Turki.
Selain itu pada masa Sultan Sulaiman I disusun pula sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama dengan Multaq al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi dinasti Turki Utsmani sampai datangnta reformasi pada pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang sangat berharga ini diujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.
Ekspansi atau perluasan wilayah tidak terlepas dari dinasti Turki Utsmani. Setelah Utsman (Khalifah pertama dinasti Turki Utsmani) mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Utsman (raja besar keluarga Utsman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Utsmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Utsmani, ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa.
Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.
Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatih. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria (suriah) dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunisia dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Utsmani, karena d ibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam.Utsmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa sistem kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi.
Kekhalifahan Utsmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Utsmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar