Rabu, 01 Februari 2017

Dinasti Ummayah


Peta Kekuasaan Bani Ummayah
Assalamualaikum sobat blogger miracle of islam, kali ini saya akan membahas salah satu dinasti Islam yang pernah berdiri pada masa lampau yaitu Dinasti Ummayah. Sebelum berdirinya dinasti ummayah, terdapat masa Khulafaur Rasyidin (pemimpin yang diberi petunjuk) di mana Khulafaur Rasyidin itu ada empat, yakni Abu Bakar , Ummar bin khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Akan tetapi sebagian ulama juga menetapkan pemimpin dinasti ummayah ke-8 yakni Ummar bin Abdul Aziz sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-5.
Dinasti ummayah di dirikan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan yang merupakan cicit dari Ummayah, latar belakang nya berdirinya dinasti ini adalah terbunuhnya khulafaur rasyidin yang ketiga yakni Usman bin Affan yang selanjutnya di gantikan oleh Ali bin Abu Thalib. Kepempimpinan Ali bin Abu Thalib itu sendiri menjadi konflik yang mengakibatkan peperangan antara pendukung Ali nin Abu Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan. Mengapa demikian? Karena sebelumnya keluarga bani ummayah yang merasa mempunyai perlindungan atas berbagai kepentingan pada masa khalifah Ustman bin Affan merasa terguncang dengan terbunuhnya beliau. Mereka meminta khalifah baru yakni Ali bin Abu Thalib mengusut tuntas pembunuhan Khalfiah Ustman bin Affan akan tetapi karena Ali bin Abu Thalib merasa penanganan kasus pembunuhan Ustman bin Affan harus di lakukan secara hati-hati agar tidak terjadi dampak buruk, pihak Muawiyah menilai tidak ada respon dari dari pihak Ali bin Abu Thalib, maka pihak Muawiyah mengusut sendiri kasus pembunuhan tersebut. Denga mencari berbagai informasi akhirnya mereka mendapatkan dalang di balik pembunuhan Ustman bin Affan yakni Muhammad bin Abu Bakar. Pihak Muawiyah pun menuntut Ali bin Abu Thalib agar melakukan proses hokum kepada Muhammad bin Abu Bakar. Akan tetapi Ali bin Abu Thalib menolak tuntutan Muawiyah di karenakan tidak berdasarkan bukti yang kuat. Ali bin Abu Thalib menilai justru keberadaan Muhammad bin Abu Bakar melindungi Khalfah Ustman bin Affan.
Dari hal tersebut pula Ali bin Abu Thalib memutuskan mengubah dan merombak pemerintahan dengan menggati pejabat pada masa ke khalifahan Ustman bin Affan dengan yang baru. Melihat kekecewaan para pejabat ke khalifahan Ustman bin Affan, Muawiyah memanfaatkan nya untuk menjatuhkan ke khalifahan Ali bin Abu Thalib.  Sehingga dengan hal tersebut terdapat penolakan-penolakan kepempimpinan Ali bin Abu Thalib dan juga pendukung Ustman bin Affan menuduh khalifah Ali bin Abu Thalib ikut andil dalam pembunuhan Ustman bin Affan. Selain Muawiyah kelompok Zubair bin Awwan juga tidak menyetujui kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Mereka menilai Ali bin Abu Thalib lambat dalam menangani kasus pembunuhan Ustman bin Affan yang mengakibatkan dunia politik dalam negri memanas dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada kekhalifahan Ali bin Abu Thalib.
Pada tahun 10 Jumadil akhir 36 Hijriah, terjadilah peperangan antara pasukan Ali bin Abu Thalib dengan Zubair bin Awwan. Dalam peperangan tersebut Zubair bin Awwan tewas. Kemudiah dilanjutkan dengan perang Siffin pada tahun 657 antara Ali bin Abu Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan. Perang ini terjadi selama 40 hari dan berakhir dengan perjanjian damai dengan kesepakatan sebagai berikut :
1.      Ustman bin Affan meninggal karena teraniaya dan yang berhak menuntut balas adalah Muawiyah
2.      Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah harus turun dari jabatan masing-masing.
3.      Pengunduran diri mereka di saksikan oleh 100 orang utusan dari kedua belah pihak
Memasuki tahun 40H/661M Ali bin Abu Thalib tewas terbunuh oleh Abdurahman bin Miljam. Setelah wafatnya Ali bin Abu Thalib, Hasan bin Ali menggantikan Ali bin Abu Thalib akan tetapi Muawiyah tidak membaiat Hasan karena ia menganggap bahwa Hasan masih terlalu belia untuk memimpin umat islam. Hingga pada akhirnya Muawiyah memerangi kekhalifahan Hasan bin Ali yang berhasil membuat khalifah Hasan mundur dari jabatanya. Akan tetapi Hasan bin Ali mengajukan beberapa syarat kepada Muawiyah sebelum melepaskan jabatanya. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut :
1.      Menghargai dan menjaga darah umat islam dan pengikutnya
2.      Berhenti mencaci maki Ali bin Abu Thalib
3.      Hendaknya Muawiyah memberikan uang sebesar satu juta dirham untuk anak-anak yatim akibat perang Shiffin
4.      Hasan bin Ali tidak akan memanggil Muawiyah sebagai Amirul Mukminin
5.      Hendaknya Muawiyah beramal sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW
6.      Hendaknya Muawiyah tidak menunjuk Khalifah setelah dirinya

Dengan demikian berakhirlah masa kekhalifahan Hasan bin Ali dan digantikan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan. Akan tetapi pada kenyataanya, beberapa syarat yang di ajukan oleh Hasan bin Ali ada yang di langgar oleh Muawiyah bin Abu Sofyan salah satunya dengan membentuk Dinasti Islam yakni dinasti Ummayah

Sistem Pemerintahan Dinasti Bani Ummayah

Berbeda dengan masa Khulafaur Rasyidin yang mana seorang Khalifah dipilih langsung oleh masyarakat, pada Dinasti Ummayah seorang Khalifah di tunjuk oleh Khalifah yang menjabat yang sebagian besar penggantinya adalah bagian dari keluarga Khalifah sebelumnya (dalam hal ini sebagian besar diturunkan pada anaknya) dengan demikian sistem penunjukan ini menandakan perubahan pemilihan kepempimpinan umat Islam.
Berikut ini khalifah-khalifah yang pernah menjabat pada masa dinasti Ummayah :

1.      Muawiyah bin Abu Sufyan (41H/661M)
2.      Yazid bin Muawiyah (60H/680M)
3.      Muawiyah II (64H/683M)
4.      Marwan I bin Hakam (64H/684M)
5.      Abdul Malik bin Marwan (65H/685M)
6.      Al-Walid bin Abdul Malik (86H/705M)
7.      Sulaiman bin Abdul Malik (96H/715M)
8.      Umar bin Abdul Aziz (99H/717M)
9.      Yazid II bin Abdul Malik (101H/720M)
10.  Hisyam bin Abdul Malik (105H/724M)
11.  Al-Walid II (125H/743M)
12.  Yazid II (126/744M)
13.  Ibrahim bin Al-Walid (126H/744M)
14.  Marwan II bin Muhammad (127-132H/755-750M)

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dinasti Ummayah
Pada awal berdirinya dinasti Ummayah, kaum muslim membuat hukum serta undang-undang yang bersumber dari Al-Quran. Sehingga pada saat itu banyak kaum muslim yang memiliki minat yang cukup besar untuk terhadap penafsiran Al-Quran. Selain itu hadis-hadis digunakan untuk memudahkan dalam penafsiran Al-Quran pada saat itu. Akan tetapi karena banyaknya hadis yang bukan bukan hadis, maka munculah ilmu hadis beserta cabang-cabangnya diikuti dengan banyaknya kitab tentang ilmu hadis yang dikarang oleh kaum muslim. Pada saat itu terdapat beberapa muhadistin yang termashur yakni Abu Bakar Muhammad bin Muslim dan Ibnu Abi Malikah.

Perkembangan Ekonomi Dinasti Ummayah
Pada masa khalifah ke-5 Bani Ummayah yaitu khalifah Abdul Malik bin Marwan diadakan pergantian mata uang baru yang semula mata uang yang digunakan adalah mata uang Persia dan Romawi. Mata uang baru tersebut di bedakan menjadi tiga jenis sesuai dengan bahan baku pembuatanya, yaitu emas, perak dan perunggu. Selain pembuatan mata uang baru, pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik di buatlah jalan raya jalan raya untuk memudahkan perjalanan penduduk, di jalan-jalan tersebut pula khalifah Al-Walid bin Abdul Malik membuat sumur-sumur yang berfungsi menyediakan pasokan air bagi para pengguna jalan. Khalifah Al-Walid menugaskan beberapa orang pegawai untuk menjaga sumur-sumur tersebut, dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa perkembangan ekonomi pada masa dinasti Ummayah cukup pesat.

Keruntuhan Bani Ummayah

Setelah khalifah bani ummayah yang kesepuluh yakni Hisyam bin Abdul Malik, dinasti ummayah mengalami kemunduran. Karena khalifah-khalifah setelah Hisyam bin Abdul Malik tidak dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik sehingga menimbulkan berbagai masalah di bidang politik, ekonomi dan sebagainya. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi tidak dapat di atasi sehingga keutuhan dan persatuan di kalangan keluarga bani ummayah menjadi rusak. Puncak dari kemunduran dinasti bani ummayah terjadi pada masa khalifah Marwan bin Muhammad (Marwan II) dimana pada saat pemerintahan khalifah Marwan dinasti ummayah benar-benar mengalami kehancuran karena pada saat itu muncul kekuatan besar yang di pelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Al Muthalib yang nantinya akan mendirikan dinasti Abbasiyah.
Demikian lah artikel tentang sejarah dinasti ummayah, semoga artikel diatas dapat menabah wawasan kita dalam sejarah islam.