Sabtu, 10 November 2018

Timur Lenk Part II


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar sahabat blogger miracle islam? Admin mendo’akan semoga para pembaca blog miracle islam dalam keadaan sehat wal’afiat. Aamiin. Pada postingan sebelumnya admin telah membahas Timur Lenk, pada kesempatan kali ini admin akan membahas lebih lanjut mengenai Timur Lenk. Pasti kalian tidak sabar bukan? Mari kita simak pembahasan berikut ini. J

Setelah berhasil menaklukan dinasti Utsmani Turki pada tahun 1402H, Timur Lenk memiliki ambisi terakhir yaitu ingin menaklukan daratan Cina. Timur Lenk beranggapan bahwa dengan menaklukkan negeri Cina, ia dapat menganggap dirinya sebagai penakluk terbesar yang mampu menundukkan kekuatan paling besar di dunia. Dengan membawa seperempat juta prajurit, ia menyerbu Cina. Pada saat penyerangan ke daratan Cina kebetulan pada saat itu musim dingin sedang mencapai puncaknya. Meski demikian. Ia maju terus. Pasukan Tartar itu tiba di Ortar dengan selamat untuk beristirahat selama musim dingin yang menggigit. Sesudah musim dingin reda, Timur Lenk bermaksud melanjutkan penyerbuan. Akan tetapi sayang pada bulan Maret 1405 H, ia meninggal dunia di usia 71 tahun. Perlu diketahui bahwa makam Timur Lenk terletak di Sammarkand, Uzbekistan. Kebanyakan orang menyakini bahwa makam Timur Lenk membawa kutukan. Hal ini sebabkan pada tahun 1941 Joseph Stalin memerintahkan untuk membuka makam tersebut. Ternyata, di dalam makam terdapat tulisan,

“Ketika aku bangkit dari kematian, dunia akan bergetar” dan, “Siapapun yang mengganggu makamku akan ada seorang penjajah yang lebih mengerikan daripada aku.”

makam Timur Lenk


Meski begitu, makam tetap dibongkar dan mayatnya dikirim ke Moskow. Tepat 2 hari kemudian, Nazi Jerman ternyata menyerang Uni Soviet pada 22 Juni 1941. Setelah beberapa kali mengalami kekalahan, Stalin akhirnya memerintahkan Timur dikembalikan ke makamnya dengan upacara penguburan secara Islam. Ketika Timur sudah kembali ke makamnya, Jerman akhirnya menyerah dan Uni Soviet memenangkan pertempuran. Dengan meninggalnya Timur Lenk Penyerbuan ke Cina pun diurungkan. Pasukan Tartar pun dengan serta merta menyerah kepada Kekaisaran Cina.
Sebagaimana hal pada umunya, Begitu ada seorang pemimpin besar yang memiliki kekuasaan yang sangat besar, terjadilah perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya, yaitu: Muhammad Jehanekir dan Khalil. Mereka berdua pun bertempur satu sama lain. Setelah bertempur hebat Khalil menang. Akan tetapi masa kepepimpinannya tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan pada tahun 1405-1447 ia dikudeta oleh saudaranya yang lain, yaitu Syekh Rukh. Syekh Rukh dan anaknya Ulugh Bey (1447-1449), memerintah negeri Tartar dengan cukup bijak. Ilmu pengetahuan kembali berkembang. Namun tidak lama kemudian, pada tahun 1469 kekuasaan keluarga Timur Lenk itupun ambruk.
Timur Lenk sesungguhnya bukan hanya seorang Kaisar penakluk kawasan yang luas di Asia dan Eropa, melainkan juga seorang pemimpin yang cinta ilmu, seni dan kebudayaan. Ia menyemarakkan kota asalnya, Samarkand dengan Istana, gedung dan Taman-Taman yang megah dan indah, dengan jalan-jalan yang lebar. Ia juga membangun sebuah masjid raya hanya dalam waktu sebulan sebagai pusat ilmu dan kebudayaan. Ia pun mengembangkan gaya arsitektur baru dengan selera tinggi.
Ketika itu, bisnis dan perdagangan juga berkembang pesat. Samarkand dan Tabriz menjelma menjadi pusat perdagangan besar di dunia Timur. Rute perdagangan antar benua yang telah diblokir selama ratusan tahun dibuka kembali. Timur Lenk juga mengentaskan orang-orang miskin. Ia mendirikan rumah-rumah sederhana untuk menampung orang-orang cacat dan lemah. Wilayah kekuasaannya juga dibersihkan dari perampok dan pencuri. Para Hakim dan Komandan tentara bertanggung jawab terhadap keamanan di daerah masing-masing. Meski dikenal sebagai pemimpin besar, Timur Leng adalah orang yang sangat sederhana, dan suka berterus terang. Ia sangat tidak menyukai sikap sombong, kebiasaan pesta pora. Ia tidak pernah memakai gelar kebesaran sebagai Kaisar.
Timur Lenk menjadi sosok yang kompleks di dunia. Bangsa Eropa menyanjungnya karena berhasil mengalahkan Ottoman Turki yang saat itu sedang menyerang Eropa Timur. Kota-kota di Asia Tengah juga berkembang di bawah kepemimpinannya dan ia dianggap sebagai pemersatu negara-negara Islam yang belum pernah bisa dicapai oleh raja-raja sebelumnya.
Meski begitu, beberapa negara Eropa lain juga menganggapnya sebagai ancaman. Apalagi ia memiliki ambisi yang begitu besar untuk terus memperluas wilayahnya. Kota lain seperti Baghdad, Damaskus, Delhi, Georgia, Persia, dan kota-kota Arab serta India lainnya justru membencinya dan dianggap sebagai orang yang kejam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar