Assalamualaikum sahabat miracle islam J,
berjumpa lagi dengan blog kesayangan kita yang membahas sejarah-sejarah dinasti
islam yang pernah berdiri didunia. Kali ini penulis akan membahas salah satu
dinasti dari tiga dinasti kecil yang berada di kota Baghdad, yakni Dinasti
Hamdaniyah. Seperti yang telah penulis sebutkan, dinasti Hamdaniyah merupakan
dinasti kecil yang berdiri di bagian barat kota Baghdad, dua lainnya adalah
dinasti Thuluniyah (868-901M) yang berkuasa di Mesir dan dinasti Ikhsidiyah
(935-965M) yang berkuasa di Turkistan. Sedangkan dinasti Hamdaniyah sendiri
berkuasa di Allepo dan Mosul. Wilayah kekuasaan dinasti Hamdaniyah yang berada
di Allepo (Halb) dikenal sebagai daerah yang melindungi kesusatraan Arab dan
Ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan muculnya beberapa tokoh cendekiawan
besar seperti Abi al Fath dan Utsman
Ibn Jinny yang menggeluti bidang Nahwu, Abu Thayyib al Mutannabi, abu Firas
Husain Ibn Nashr ad daulah, Abu A’la al Ma’ari, dan Syaif ad Daulah
sendiri yang mendalami ilmu sastra, serta lahir pula filosof besar, yaitu Al-
Farabi.
Dinasti Hamdaniyah berdiri pada tahun 972-1152M. Dinasti ini muncul sebagai
tandingan dinasti Ikhsidiyah yang berada di Turkistan. Dinasti ini didirikan
oleh Hamdan bin Hamdun, yang merupakan seorang Amir dari suku Taghlib dengan
gelar Abu Alhaijja. Putranya bernama Husain bin Hamdan yang merupakan panglima
dari pemerintahan Abbasiyah. Hamdan bin Hamdun merupakan gubernur Mosul (Irak)
yang diangkat pada tahun 905M oleh khalifah Al-Muktafi. Dalam hidupnya Hamdan
pernah ditangkap oleh Khalifah dinasti Abbasiyah karena beraliansi dengan kaum
khawarij untuk menentang kekhalifahan dinasti Abbasiyah. Akan tetapi Hamdan bin
Hamdun diampuni oleh khalifah Abbasiyah karena putrannya menyelamatkannya. Setelah
Haija wafat, tahta kerajaan Mosul diberikan kepada kedua putranya yaitu Hasan
bin Abu Haijja yang bergelar Nashir ad-Daulah dan Ali bin Abu Haijja yang
bergelar Syaif ad-Daulah. Ali bin Abu Haijja inilah yang berhasil menguasai
daerah Halb dan Hilms yang merupakan daerah kekuasaan dinasti Ikhsidiyah dan
disana ia mendirikan dinasti Hamdaniyah yang berkuasa di Halb.
Para penguasa dinasti Hamdaniyah tercatat
bersimpati dengan ideology syi’ah, akan tetapi syi’ah moderat. Jauh sebelum terbentuknya
dinasti Hamdaniyah, mereka telah melakukan upaya-upaya pemberontakan dan juga
makar kepada kekhalifahan Abbasiyah yang pada saat itu dipimpin oleh khalifah
Al-Mu’tamid, akan tetapi usaha mereka terus gagal dan tidak membuahkan hasil.
Akhirnya pada saat kekhalifahan Al-Muqtadir, usaha mereka pun membuahkan hasil.
Pada masa kekhalifahan Al-Muqtadir, tiga bersaudara keturunan Hamdan berhasil
memperoleh jabatan-jabatan penting di dalam pemerintahan Al-Muqtadir, mereka
yaitu : Abdullah bin Hamdan yang diangkat menjadi gubernur Mosul, Said bin
Hamdan yang diangkat menjadi gubernur Nahwad, dan Ibrahim bin Hamdan yang
diangkat menjadi gubernur suku-suku Rabi’ah. Gubernur Mosul yaitu Abdullah bin
Hamdan memiliki anak yang memiliki potensi menggantikan dirinya, yaitu Abu
Muhammad. Sedangkan anak lainnya Husein bin Abdullah di tempatkan di Halb
(Allepo). Keduannya membuat dinasti Hamdaniyah berkembang cukup pesat, Abu
Muhammad melakukan perluasan dan pertahanan daerah kekuasaanya dari bangsa
Romawi dengan cara mengajukan wilayah utara Syiria menjadi wilayah kekuasaannya
kepada penguasa khalifah Ikhsidiyah dengan tujuan mempermudah pengawasan
apabila terjadi serangan dari bangsa Romawi. Dinasti Ikhsidiyah menyetujui hal
itu dengan syarat dinasti Hamdaniyah tidak boleh melakukan penyerangan ke
daerah Damaskus yang merupakan wilayah kekuasaan dynasti Ikhsidiyah. Selain itu
dinasti Ikhsidiyah juga membayar upeti yang cukup banyak kepada dinasti
Hamdaniyah. Selain itu, Abu Muhammad juga dapat membuat Baghdad tunduk padanya
selama kurang lebih satu tahun. Dimana pada saati itu Bagdad berada pada tangan
dinasti Buwaih. Abu Muhammad berhasil mengusir dinasti Buwaih dari Baghdad,
akan tetapi setelah dinasti Buwaih berhasil memperoleh kekuatannya kembali,
mereka pun balik mengusir dinasti Hamdaniyah dari Baghdad. Pada tahun 356M, Abu
Muhammad wafat dan dua tahun kemudian , saudaranya Husein bin Abdullah juga
wafat pada tahun 358M. Dengan meninggalnya dua pemimpin besar dinasti
Hamdaniyah ini, kejayaan dinasti Hamdaniyah mulai redup. Karena para penguasa
selanjutnya saling memperebutkan kekuasaan, sehingga menyebabkan lemahnya
struktur pemerintahan dan sendi-sendi militenya.
Terdapat beberapa factor yang menyebabkan dinasti Hamdaniyah mengalami
kemunduran.
1. Pertama,
meskipun dinasti ini berkuasa di daerah yang cukup subur dan makmur serta
memiliki pusat perdagangan yang strategis, sikap kebaduiannya yang tidak
bertanggung jawab dan destruktif tetap ia jalankan sehingga rakyat menderita.
2. Kedua, bangkitnya kembali Dinasti Bizantium di
bawah kekuasaan Macedonia yang bersamaan dengan berdirinya dinasti Hamdaniyah
di Suriah menyebabkan dinasti Hamdaniyah tidak bisa menghindari invasi serangan
Bizantium yang energik sehingga Aleppo dan Himsh terlepas dari kekuasaannya.
3. Ketiga, kebijakan ekspansionis Fatimiyah ke
Suriah bagian selatan, sampai mengakibatkan terbunuhnya Said ad Daulah yang
tengah memegang tampuk kekuasaan Hamdaniyah. Hingga dinasti ini jatuh ke tangan
dinasti Fatimiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar