peta kekuasaan dinasti Thulun (http://islamicprabuwayangkomputer.blogspot.co.id)
Dinasti Thulun berdiri pada tahun 254
H/868 M yang di dirikan oleh Ahmad bin Thulun. Nama Thulun sendiri berasal dari
nama ayah pendirinya yakni Thulun yang merupakan seorang budak yang berdarah
Mongol. Nama Thulun sendiri memiliki arti “Kemunculan yang sempurna” dalam
Bahasa Turki. Awal mulanya Thulun merupakan budak dari Nuh bin Asad, akan
tetapi kemudian Thulun di hadiahkan kepada Khalifah Abbasiyah yakni Al-Ma’mun
pada tahun 816 M, bersamaan dengan pemuda-pemuda lainnya oleh gubernur Bukhara
di Transoxiana. Thulun memiliki seorang anak yaitu Ahmad, Ahmad sendiri diajari
bahasa Arab, Alquran dan hukum Islam secara mendalam. Dia mengunjungi perbatasan
profinsi Tarsus beberapa kali untuk belajar di bawah seorang sarjana special
hingga dia sendiri menjadi ahli dalam studi Islam dan juga seni dalam militer. Karena
ketangkasan dan keprofesionalannya dalam militer akhirnya al-Makmun
mengangkatnya menjadi Rais al-Hars (kepala pengawal istana). Setelah Thulun
wafat, istrinya dikawini oleh Eimir Beibek. Dengan bantuan Emir Baibek, Ahmad
bin Thulun diangkat menjadi gubernur di daerah Mesir dan Libya. Setelah
beberapa lama menjadi Gubernur, Ahmad pun mulai memperkukuh kedudukannya
sebagai penguasa di Mesir. Ahmad pun membeli beberapa orang budak bangsa Dailam
dan bangsa Zanji (Negro), secara terang-terangan Ahmad mengutaran maksudnya
mendirikan kekuasaan tersendiri yang terlepas dari kekhalifahan Abbasiyah di
Baghdad. Hal ini pun direalisasikan pada saat khutbah Jum’at, yang mana
biasannya di ucapkan pujian kepada khalifah Abbasiyah saat khutbah, kemudian
diganti menjadi pujian kepada Ahmad bin Thulun sebagai raja Mesir. Tak hanya
itu, hasil pajak pun tidak dikirimkan lagi ke Baghdad. Kekayaan Mesir pun hanya
di gunakan untuk pembangunan Mesir itu sendiri. Ia juga membangun kota Qota’i
di sebelah utara Fustat, sebagai ibukota baru, dengan meniru model kota Samarra
yang berada di utara Baghdad . Ia bangun rumah sakit besar. Rumah sakit yang
pertama muncul di Mesir dan ia bangun Mesjid Agung yang dikenal dengan nama
Jami’ Ibnu Thulun yang pada bagian dalamnya terukir lebih kurang sepertujuh
belas dari seluruh ayat-ayat Alquran dengan huruf Arab Kufi. Banyak
bangunan-bangunan megah ia dirikan untuk menambah semaraknya kota yang menjadi
tandingan bagi kota Samarra itu.
Selain melakukan pembangunan, Ahmad bin
Thulun juga melakukan perluasan daerah. Ia menaklukkan Damaskus, Homs, Homat,
Aleppo, dan Antiokia (semuanya di Syam dan Syiria). Dengan demikian ia bukan
saja membuat Mesir merdeka (berdiri sendiri) tetapi bahkan berkuasa atas tanah
Syam, suatu keadaan yang tidak pernah terjadi setelah setelah Mesir ditaklukan
Persia pada 340 SM. Untuk memudahkan usaha kontrol atas tanah Syam ia membangun
armada laut yang kuat dan pangkalan angkatan laut di Akka (Syam). Kekhalifahan
Abbasiyah di Baghdad yang mengetahui lepasnya Mesir dari kekuasaanya, mengirimkan
pasukan untuk menaklukkan kembali Mesir. Tetapi usaha tidak berhasil karena
kedudukan Ahmad bin Thulun telah kuat, ditambah dengan simpati rakyat Mesir
kepadanya. Sebab selama ini mereka membayar pajak yang amat tinggi kepada
Baghdad. Setelah kedudukannya kuat di Mesir, tahun 868 memproklamirkan
berdirinya Dinasti Thuluniyah. Dengan di proklamirkan berdirinya dinasti
Thulun, mesir menjadi Negara merdeka yang tidak menjadi bagian provinsi ataupun
bagian dari imperium Romawi setelah 9 Abad lama nya.
Kemajuan Dinasti Thulun
Khalifah pertama dinasti Thulun yakni,Ahmad bin Thulun mecurahkan perhatian
yang sangat besar di bidang perekonomian. Hal ini dapat di lihat dengan
pembangunan-pembanguna sebagai berikut :
1.
Memperbaiki tempat ukuran air sungai Nil
(nilometer) di pulau Raudah.
2.
Bendungan dan seluruh irigasi ditambah,
sehingga areal pertanian menjadi lebih luas.
3.
Terdapat industri senjata, sabun, gula,
kain, dan lain-lain.
4.
Jembatan, terusan, dan armada perhubungan
darat, sungai, dan laut diperbesar demi meramaikan dan melancarkan lalu lintas
perdagangan dalam seluruh wilayah yang dikuasainya.
5.
Pada masjid agung itu disediakan dokter-dokter
khusus setiap hari jum’at untuk mengobati orang-orang sakit dengan cuma-cuma.
6.
Membangun banyak Mustasyfa yakni rumah
sakit umum untuk menampung para pasien dari segala agama dan aliran dan
memperoleh perawatan dengan cuma-cuma sampai sehat.
Melalui kerja keras nya, Ahmad bi Thulun
berhasil mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pada 904 M (270 H) ia
wafat dengan meninggalkan nama yang harum sebagai seorang hafiz, negarawan
pemberani, pemurah serta dekat dengan ulama dan rakyat. Dengan wafatnya Ahmad
bin Thulun, pemegang kekuasaan dnasti Thulun diberikan kepada putranya, yaitu
Khumarawaih yang pada saat itu masih berusia 20 tahun. Tak lama setelah
diangkat menggantikan ayahnya, Khumarawaih mendapat tantangan berat. Damaskus
diserang oleh pasukan gabungan (terdiri dari pasukan al-Muwaffiq, saudara
khalifah Baghdad, pasukan Ibnu Kindag, gubernur Mosul dan pasukan Muhammad bin
Abi Sibag, gubernur Armenia). Amir Khumarawaih maju memimpin sendiri pasukannya
untuk merebut kembali Damaskus pada 907 M (273 H), dan berhasil memaksa
al-Muwaffiq dan khalifah Mu’tamid untuk mengakui kedaulatan dinasti Thuluniyah
di Mesir dan Syam. Kekuasaan Khumarawaih semakin mantap dan luas setelah
musuh-musuh utamanya meninggal (al-Muwaffiq dan Ibnu Kindag pada 912 m (278 H)
dan khalifah Mu’tamid pada tahun berikutnya).
Dengan kekayaan yang melimpah,
Khumarawaih mendirikan lagi gedung-gedung megah dan taman-taman yang indah. Ia
gunakan uang antara lain 900.000 dinar pertahun untuk pembiayaan pasukan dan
23.000 dinar perbulan untuk menyediakan makanan gratis bagi para fakir dan
orang-orang lemah melalui dapur-dapur umum. Dalam istananya yang megah terdapat
Golden Hall, aula dengan dinding yang berlapis emas dan dihiasi dengan gambar para
istrinya dan gambar para penyanyi istana. Istananya terletak di tengah taman
yang penuh dengan aneka bunga yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk
ungkapan-ungkapan berbahasa Arab. Sebuah kolam renang berlapis perak di halaman
istana, kebun binatang dan istana burung ikut melengkapi semaraknya istana
dinasti Thuluniyah.
Kemunduran Dinasti Thulun
Kematian Khumarwaihi pada 895 merupakan
titik awal kemunduran Dinasti Thuluniyah ini. Persaingan yang hebat antara
unsur-unsur pembesar dinasti telah memecah persatuan dalam dinasti. Amir yang
ketiga (Jaish Ibnu Asakir) dilawan oleh sebahagian besar pasukannya dan dapat
disingkarkan pada 896. Adiknya yang baru berusia 14 tahun, Harun Khumarwaihi
diangkat sebagai amir yang keempat. Kelemahan yang sedemikian rupa mengantarkan
dinasti ini berakhir setelah amirnya yang kelima yaitu Syaiban Ibnu Ahmad Ibnu
Thulun (hanya memerintah 12 hari) menyerah ke tangan pasukan Bani Abbas yang
menyerang Mesir pada 905 dengan demikian berakhirlah riwayat Dinasti Thuluniyah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar