Peta Kekuasaan Bani Ummayah |
Assalamualaikum sobat blogger miracle of
islam, kali ini saya akan membahas salah satu dinasti Islam yang pernah berdiri
pada masa lampau yaitu Dinasti Ummayah. Sebelum berdirinya dinasti ummayah,
terdapat masa Khulafaur Rasyidin (pemimpin
yang diberi petunjuk) di mana Khulafaur Rasyidin itu ada empat, yakni Abu Bakar
, Ummar bin khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Akan tetapi
sebagian ulama juga menetapkan pemimpin dinasti ummayah ke-8 yakni Ummar bin
Abdul Aziz sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-5.
Dinasti ummayah di dirikan oleh Muawiyah
bin Abu Sofyan yang merupakan cicit dari Ummayah, latar belakang nya berdirinya
dinasti ini adalah terbunuhnya khulafaur rasyidin yang ketiga yakni Usman bin
Affan yang selanjutnya di gantikan oleh Ali bin Abu Thalib. Kepempimpinan Ali
bin Abu Thalib itu sendiri menjadi konflik yang mengakibatkan peperangan antara
pendukung Ali nin Abu Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan. Mengapa demikian?
Karena sebelumnya keluarga bani ummayah yang merasa mempunyai perlindungan atas
berbagai kepentingan pada masa khalifah Ustman bin Affan merasa terguncang
dengan terbunuhnya beliau. Mereka meminta khalifah baru yakni Ali bin Abu
Thalib mengusut tuntas pembunuhan Khalfiah Ustman bin Affan akan tetapi karena
Ali bin Abu Thalib merasa penanganan kasus pembunuhan Ustman bin Affan harus di
lakukan secara hati-hati agar tidak terjadi dampak buruk, pihak Muawiyah
menilai tidak ada respon dari dari pihak Ali bin Abu Thalib, maka pihak
Muawiyah mengusut sendiri kasus pembunuhan tersebut. Denga mencari berbagai
informasi akhirnya mereka mendapatkan dalang di balik pembunuhan Ustman bin
Affan yakni Muhammad bin Abu Bakar. Pihak Muawiyah pun menuntut Ali bin Abu
Thalib agar melakukan proses hokum kepada Muhammad bin Abu Bakar. Akan tetapi
Ali bin Abu Thalib menolak tuntutan Muawiyah di karenakan tidak berdasarkan
bukti yang kuat. Ali bin Abu Thalib menilai justru keberadaan Muhammad bin Abu
Bakar melindungi Khalfah Ustman bin Affan.
Dari hal tersebut pula Ali bin Abu
Thalib memutuskan mengubah dan merombak pemerintahan dengan menggati pejabat
pada masa ke khalifahan Ustman bin Affan dengan yang baru. Melihat kekecewaan
para pejabat ke khalifahan Ustman bin Affan, Muawiyah memanfaatkan nya untuk
menjatuhkan ke khalifahan Ali bin Abu Thalib.
Sehingga dengan hal tersebut terdapat penolakan-penolakan kepempimpinan
Ali bin Abu Thalib dan juga pendukung Ustman bin Affan menuduh khalifah Ali bin
Abu Thalib ikut andil dalam pembunuhan Ustman bin Affan. Selain Muawiyah kelompok
Zubair bin Awwan juga tidak menyetujui kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Mereka
menilai Ali bin Abu Thalib lambat dalam menangani kasus pembunuhan Ustman bin
Affan yang mengakibatkan dunia politik dalam negri memanas dan hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada kekhalifahan Ali bin Abu Thalib.
Pada tahun 10 Jumadil akhir 36 Hijriah,
terjadilah peperangan antara pasukan Ali bin Abu Thalib dengan Zubair bin
Awwan. Dalam peperangan tersebut Zubair bin Awwan tewas. Kemudiah dilanjutkan
dengan perang Siffin pada tahun 657 antara Ali bin Abu Thalib dengan Muawiyah
bin Abu Sofyan. Perang ini terjadi selama 40 hari dan berakhir dengan
perjanjian damai dengan kesepakatan sebagai berikut :
1.
Ustman bin Affan meninggal karena
teraniaya dan yang berhak menuntut balas adalah Muawiyah
2.
Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah harus
turun dari jabatan masing-masing.
3.
Pengunduran diri mereka di saksikan oleh
100 orang utusan dari kedua belah pihak
Memasuki
tahun 40H/661M Ali bin Abu Thalib tewas terbunuh oleh Abdurahman bin Miljam. Setelah
wafatnya Ali bin Abu Thalib, Hasan bin Ali menggantikan Ali bin Abu Thalib akan
tetapi Muawiyah tidak membaiat Hasan karena ia menganggap bahwa Hasan masih
terlalu belia untuk memimpin umat islam. Hingga pada akhirnya Muawiyah
memerangi kekhalifahan Hasan bin Ali yang berhasil membuat khalifah Hasan
mundur dari jabatanya. Akan tetapi Hasan bin Ali mengajukan beberapa syarat
kepada Muawiyah sebelum melepaskan jabatanya. Syarat-syarat tersebut antara
lain sebagai berikut :
1.
Menghargai dan menjaga darah umat islam
dan pengikutnya
2.
Berhenti mencaci maki Ali bin Abu Thalib
3.
Hendaknya Muawiyah memberikan uang
sebesar satu juta dirham untuk anak-anak yatim akibat perang Shiffin
4.
Hasan bin Ali tidak akan memanggil
Muawiyah sebagai Amirul Mukminin
5.
Hendaknya Muawiyah beramal sesuai dengan
Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW
6.
Hendaknya Muawiyah tidak menunjuk
Khalifah setelah dirinya
Dengan
demikian berakhirlah masa kekhalifahan Hasan bin Ali dan digantikan oleh
Muawiyah bin Abu Sofyan. Akan tetapi pada kenyataanya, beberapa syarat yang di
ajukan oleh Hasan bin Ali ada yang di langgar oleh Muawiyah bin Abu Sofyan
salah satunya dengan membentuk Dinasti Islam yakni dinasti Ummayah
Sistem
Pemerintahan Dinasti Bani Ummayah
Berbeda
dengan masa Khulafaur Rasyidin yang mana seorang Khalifah dipilih langsung oleh
masyarakat, pada Dinasti Ummayah seorang Khalifah di tunjuk oleh Khalifah yang
menjabat yang sebagian besar penggantinya adalah bagian dari keluarga Khalifah
sebelumnya (dalam hal ini sebagian besar diturunkan pada anaknya) dengan
demikian sistem penunjukan ini menandakan perubahan pemilihan kepempimpinan
umat Islam.
Berikut
ini khalifah-khalifah yang pernah menjabat pada masa dinasti Ummayah :
1. Muawiyah
bin Abu Sufyan (41H/661M)
2. Yazid
bin Muawiyah (60H/680M)
3. Muawiyah
II (64H/683M)
4. Marwan
I bin Hakam (64H/684M)
5. Abdul
Malik bin Marwan (65H/685M)
6. Al-Walid
bin Abdul Malik (86H/705M)
7. Sulaiman
bin Abdul Malik (96H/715M)
8. Umar
bin Abdul Aziz (99H/717M)
9. Yazid
II bin Abdul Malik (101H/720M)
10. Hisyam
bin Abdul Malik (105H/724M)
11. Al-Walid
II (125H/743M)
12. Yazid
II (126/744M)
13. Ibrahim
bin Al-Walid (126H/744M)
14. Marwan
II bin Muhammad (127-132H/755-750M)
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Dinasti Ummayah
Pada
awal berdirinya dinasti Ummayah, kaum muslim membuat hukum serta undang-undang
yang bersumber dari Al-Quran. Sehingga pada saat itu banyak kaum muslim yang
memiliki minat yang cukup besar untuk terhadap penafsiran Al-Quran. Selain itu
hadis-hadis digunakan untuk memudahkan dalam penafsiran Al-Quran pada saat itu.
Akan tetapi karena banyaknya hadis yang bukan bukan hadis, maka munculah ilmu
hadis beserta cabang-cabangnya diikuti dengan banyaknya kitab tentang ilmu
hadis yang dikarang oleh kaum muslim. Pada saat itu terdapat beberapa muhadistin
yang termashur yakni Abu Bakar Muhammad bin Muslim dan Ibnu Abi Malikah.
Perkembangan
Ekonomi Dinasti Ummayah
Pada
masa khalifah ke-5 Bani Ummayah yaitu khalifah Abdul Malik bin Marwan diadakan
pergantian mata uang baru yang semula mata uang yang digunakan adalah mata uang
Persia dan Romawi. Mata uang baru tersebut di bedakan menjadi tiga jenis sesuai
dengan bahan baku pembuatanya, yaitu emas, perak dan perunggu. Selain pembuatan
mata uang baru, pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik di buatlah jalan
raya jalan raya untuk memudahkan perjalanan penduduk, di jalan-jalan tersebut
pula khalifah Al-Walid bin Abdul Malik membuat sumur-sumur yang berfungsi
menyediakan pasokan air bagi para pengguna jalan. Khalifah Al-Walid menugaskan
beberapa orang pegawai untuk menjaga sumur-sumur tersebut, dari hal tersebut
dapat kita ketahui bahwa perkembangan ekonomi pada masa dinasti Ummayah cukup
pesat.
Keruntuhan Bani
Ummayah
Setelah
khalifah bani ummayah yang kesepuluh yakni Hisyam bin Abdul Malik, dinasti
ummayah mengalami kemunduran. Karena khalifah-khalifah setelah Hisyam bin Abdul
Malik tidak dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik sehingga
menimbulkan berbagai masalah di bidang politik, ekonomi dan sebagainya.
Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi tidak dapat di atasi sehingga keutuhan
dan persatuan di kalangan keluarga bani ummayah menjadi rusak. Puncak dari
kemunduran dinasti bani ummayah terjadi pada masa khalifah Marwan bin Muhammad
(Marwan II) dimana pada saat pemerintahan khalifah Marwan dinasti ummayah benar-benar
mengalami kehancuran karena pada saat itu muncul kekuatan besar yang di
pelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Al Muthalib yang nantinya akan
mendirikan dinasti Abbasiyah.
Demikian lah
artikel tentang sejarah dinasti ummayah, semoga artikel diatas dapat menabah
wawasan kita dalam sejarah islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar