Assalamualaikum
sahabat blog miracle islam? Apa kabar semuanya? Kembali lagi di blog kesayangan
kita, pada kesempatan kali ini admin akan membahas kembali dinasti Turki
Utsmani karena menurut admin untuk membahas dinasti Turki Utsmani sangat lah
menarik. Ditambah dinasti ini terdapat pemimpin yang sudah diramalkan oleh
Rasulullah SAW yakni Sultan Mehmed II atau lebih dikenal dengan Sultan Muhammad
Al-Fatih yang merupakan penguasa ketujuh pada dinasti Turki Utsmani yang
merupakan penakluk kota Konstantinopel. Dikesempatan selanjutnya admin akan
membahas mengenai Sultan Muhammad Al-Fatih dan juga mengapa kota Konstantinopel
sangat penting untuk dikuasai oleh umat islam pada masa itu, akan tetapi untuk
saat ini admin akan membahas mengenai pemerintahan, raja-raja dan
peninggalan-peninggalan pada dinasti Turki Utsmani.
![]() |
Sutlan Mehmed II, salah satu raja Mehmed II www.wikipedia.com |
Sebagaimana
system pemerintahan yang dianut oleh dinasti-dinasti islam lainnya, dinasti
Turki Utsmani menganut system pemerintahan Monarki yakni system Monarki atau
turun-temurun. Akan tetapi meskipun menganut system monarki, kekuasaan
pemerintahan tidak selalu diwariskan kepada anak tertua saja melainkan juga
anak yang lain yang berhak. Tetapi jika tidak ada, maka saudara dari Raja yang
akan menggantikannya. Pemimpin dinasti Utsmani memiliki dua gelar sekaligus
yakni Sultan yang menguasai kekuasaan duniawi dan Khalifah dibidang keagamaan.
Dalam
menjalankan roda pemerintahan, Sultan juga dibantu oleh seorang Mufti yang lebih dikenal dengan Syaikhul-Islam dan Syaikhul-A’dham yang mana tugas Syaikhul-Islam ada pada bidang
agama sedangkan Syaikhul-A’dham bertugas pada bidang keduniawian.
Keberhasilan
ekspansi bangsa Turki tidak terlepas dari cakapnya mengelola roda pemerintahan
disamping strategi dalam bidang kemiliterannya yakni dengan membentuk pasukan
Jenissari yang bertugas memperluas dan mempertahankan wilaya kekuasaan dinasti
Turki Utsmani. Sehingga dengan menjalankan roda pemerintahan dengan baik dapat
menciptakan jaringan pemerintahan yang terartur dan terorganisir. Karena
luasnya wilayah kekuasaan dinasti Turki Utsmani, para pemimpin dinasti Turki
Utsmani senantiasa bertindak tegas selain itu pula terdapat struktur
pemerintahan dimana Sultan sebagai penguasa tertinggi, kemudian Sultan dibantu
oleh Shadr al-a’zham (perdana menteri) yang kemudian Shadr al-a’zham membawahi
pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Dibawah Gubernur
terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-alawiyah (bupati). Pada perkembangan
selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) dibentuk
sebuah divisi fungsional diantara jabatan perdana Menteri , tokoh-tokoh agama,
jabatan administrasi Negara dan beberapa keluarga Turki.
Selain
itu pada masa Sultan Sulaiman I disusun pula sebuah kitab undang-undang (qanun)
yang diberi nama dengan Multaq al-Abhur
yang menjadi pegangan hukum bagi dinasti Turki Utsmani sampai datangnta
reformasi pada pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang sangat
berharga ini diujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.
Ekspansi
atau perluasan wilayah tidak terlepas dari dinasti Turki Utsmani. Setelah
Utsman (Khalifah pertama dinasti Turki Utsmani) mengumumkan dirinya sebagai
Padisyah al Utsman (raja besar keluarga Utsman), setapak demi setapak wilayah
kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan
menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan
sebagai ibu kota kerajaan.Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan
Turki Utsmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M),
Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah
yang pertama kali diduduki kerajaan Utsmani, ketika Murad I, pengganti Orkhan
berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa.
Ia
dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru.
Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat
perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur
Turki Utsmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan
pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut.
Ekspansi
Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur
Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki
mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada
tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi
Kerajaan Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang
melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat
diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu
meletakkan dasar-dasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.
Usaha
beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Utsmani
mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad
Al-Fatih. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada
tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa
Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria
(suriah) dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh
putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak,
Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunisia dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak
keemasan dari kerajaan Turki Utsmani, karena d ibawah pemerintahannya berhasil
menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia,
Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai
batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut
Hitam.Utsmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa
sistem kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi.
Kekhalifahan
Utsmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat
beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama
pemerintahan Utsmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian,
irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar