Di
dunia ini tentunya tujuan hidup manusia berbeda-beda. Tujuan Hidup juga dapat
diartikan sebagai cita-cita oleh kebanyakan orang. Ada yang bercita-cita
menjadi presiden, dokter, tentara, hakim, pengacara, polisi dan masih banyak lagi.
Tujuan hidup sangat penting bagi semua orang karena tujuan hiduplah yang akan
menentukan siapa diri Anda kelak. Bahkan tujuan hidup perlu diajarkan dan
ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Tujuan hidup sangat penting dalam
mengarahkan langkah hidup seseorang. Tanpa memiliki tujuan hidup yang jelas,
kita hanya akan berputar-putar di tempat yang sama, seperti seekor hamster
berlari di dalam sebuah roda. Sekuat apapun usahanya, ia hanya berlari di
tempat yang sama tanpa bisa maju. Akan
tetapi bagaimana pandangan tujuan hidup menurut islam? Hal ini di jelaskan
dalam Al-Quran pada surah Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi :
“wa maa khalqtul-jinna wal-insa illa liya’buduun”
yang artinya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
Beribadah dalam hal
ini diartikan mengerjakan perintah-perintah Allah seperti bertauhid, berpuasa,
zakat, naik haji, melakukan kebaikan dan masih banyak ibadah yang di
perintahkan oleh Allah kepada kita selaku makhluk ciptaanya. Selain beribadah Allah
memerintahkan kita selaku makhluk ciptaanya untuk memiliki ilmu hal ini
tercantum dalam hadis Nabi yang berbunyi :
”Menuntut ilmu adalah fardhu bagi
tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”. (HR. Ibn Abdulbari).
Hadis
ini secara jelas memerintahkan kita untuk mecari ilmu. Karena dengan ilmu kita
dapat meraih tujuan hidup kita sebagai manusia yakni beribadah kepada Allah.
Tanpa ilmu ibadah yang kita lakukan hanyalah sia-sia.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Dari
kutipan diatas saya selaku umat islam tentunya memiliki tujuan hidup
sebagaimana yang telah Allah perintahkan dalam Al-Quran. Tujuan hidup saya
(cita-cita) sejak kecil berbeda-beda, pertama-tama pada saat saya berumur 5
tahun ingin menjadi seorang supir taksi. Mengapa saya memilih cita-cita
tersebut? Karena pada saat umur saya 5 tahun, ayah saya bekerja menjadi supir
taksi. Menurut saya pada saat itu pekerjaan ayah saya sangat keren, karena
membawa mobil yang bagus serta memiliki seragam yang tak kalah bagus pula.
Setelah saya berumur tujuh tahun (saat saya duduk di bangku sekolah dasar) saya
ingin menjadi tentara. Lagi-lagi saya berfikir bahwa menajadi seorang tentara
adalah pekerjaan yang bagus karena memiliki seragam yang bagus pula. Akan
tetapi saat saya duduk di bangku SMP, cita-cita saya berubah kembali. Saya ingin
menjadi seorang chef. Karena pada saat itu saya sudah mulai menyukai bidang
masak memasak. Akan tetapi pada saat saya lulus dan berencana untuk masuk
sekolah SMK jurusan perhotelan, takdir berkata lain, sehingga saya masuk SMA.
Di sini lah saya ingin menjadi seorang mentri pendidikan. Pendidikan adalah hal
yang sangat penting di dunia ini, tak hanya bermanfaat untuk dunia, tetapi juga
di akhirat. Dalam sebuah hadis yang berbunyi :
“Jika kamu ingin kebahagiaan di dunia, maka
harus dengan ilmu. Jika kamu ingin kebahagiaan di akhirat maka harus dengan
ilmu dan Jika kamu ingin keduanya, maka harus dengan ilmu”
Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa ilmu
sangat penting bagi kita. Dengan ilmu kita dapat memperoleh kebahagiaan di
dunia dalam hal ini cita-cita yang kita inginkan. Selain itu pula dengan ilmu
kita dapat memperoleh kebahagiaan di akhirat dalam hal ini dengan beribadah
sesuai dengan yang telah Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada kita. Tentunya untuk
mendapatkan tujuan hidup saya tidaklah mudah, karena saya untuk mendapatkan itu
saya harus menjadi orang yang memiliki ilmu yang cukup. Akan tetapi saya
memiliki tujuan, apabila saya di kemudian hari dapat mencapai tujuan hidup saya
yaitu menjadi mentri pendidikan, saya ingin membuat sistem pendidikan di mana
seluruh masyarakat dapat memperoleh ilmu dengan gratis. Menurut saya hal ini
dapat di wujudkan dengan cara mengubah acara tv yang lebih dominan kepada
tayangan yang bertema sinetron menjadi pendidikan. Sebagai contoh saya ingin
membuat gagasan setiap jam belajar terdapat acara tv yang menyediakan guru
privat bagi murid-murid Indonesia.
Karena acara tersebut disiarkan di tv, secara otomatis masyarakat dapat
memperoleh ilmu secara gratis. Selain
itu saya juga berencana mengubah sistem pendidikan di Indonesia, mengapa
demikian? Karena menurut saya sistem pendidikan Indonesia perlu di benahi. Pada saat ini sistem
pendidikan di Indonesia cenderung menuntut siswa/i untuk menguasai semua mata
pelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa/i yang kurang dapat menguasai pelajaran
ilmu pasti cenderung terkesan minder dan menganggap dirinya bodoh. Padahal siswa/I
tersebut mungkin memiliki penguasaan yang lebih dalam pelajaran yang lainya. Sehingga
saya akan menyarankan apabila siswa/i yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat
selanjutnya di berikan arahan untuk mendalami bidangnya masing-masing. Dalam hal
ini saya akan menghapuskan ujian nasional. Karena menurut saya ujisn nasional
hanya di peruntukan bagi siswa/i yang memang memiliki penguasaan lebih dalam
pelajaran ilmu pasti, sehingga siswa/i yang kurang menguasai akan dirugikan.
Budaya
mencontek memang terkenal di seluruh dunia, tak hanya di Indonesia saja. Saya memiliki
pandangan bahwa mencontek akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Karena
menurut pengalaman pribadi, saat saya duduk di bangku sekolah dasar saya sering
mencontek di karenakan saya malas belajar. Pada saat guru bertanya kepada
teman-teman saya tentang suatu pelajaran, hanya saya yang tidak dapat
menjawabnya. Tentunya saya merasa malu, minder, dan terlihat sangat
menyedihkan. Sejak saat itulah saya berusaha untuk tidak lagi mencontek dan
malas belajar. Seperti yang telah saya katakana, mencontek juga dapat merugikan
diri sendiri. Mengapa? Karena pada saat orang lain belajar mati-matian untuk
mendapatkan nilai bagus, orang yang mencontek tentunya merasa santai saja. Sehingga
hal ini merugikan orang yang telah belajar secara sungguh-sungguh. Karena itu
untuk menghilangkan budaya mencontek, saya menganjurkan setelah ujian tertulis
di lakukan maka di lanjutkan pula dengan ujian lisan. Dengan hal ini seorang
guru dapat mengetahui apakah siswa/i tersebut benar-benar berusaha dengan usaha
sendiri dalam menjawab ujian atau hanya sekedar mencontek. Saya yakin, dengan
cara ini dapat menghilangkan budaya mencontek. Apalah arti sebuah nilai jika
nilai yang di dapat hanya dari sebuah kecurangan. Tentunya ilmu yang di dapat
tidak bermanfaat.
Saya
yakin untuk mewujudkan tujuan saya tersebut tidak lah mudah, akan tetapi saya
yakin dengan kesungguhan, kesabaran dan ketekunan dapat meraih tujuan hidup
saya tersebut. Ilmu yang bermanfaat akan menjadikan tambahan pahala kita saat
di Alam Kubur nanti, untuk itulah saya ingin menjadi orang yang dapat
memberikan ilmu yang di dasari keimanan kepada orang lain. Karena sesungguhnya apabila
kita beriman tetapi tidak memiliki ilmu, kita akan goyah. Begitupun sebaliknya,
apabila kita memiliki ilmu tetapi tidak memilik iman, tentunya ilmu tersebut
belum tentu berguna buat sesama.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar