Selasa, 22 November 2016

Tujuan Hidup Manusia



Di dunia ini tentunya tujuan hidup manusia berbeda-beda. Tujuan Hidup juga dapat diartikan sebagai cita-cita oleh kebanyakan orang. Ada yang bercita-cita menjadi presiden, dokter, tentara, hakim, pengacara, polisi dan masih banyak lagi. Tujuan hidup sangat penting bagi semua orang karena tujuan hiduplah yang akan menentukan siapa diri Anda kelak. Bahkan tujuan hidup perlu diajarkan dan ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Tujuan hidup sangat penting dalam mengarahkan langkah hidup seseorang. Tanpa memiliki tujuan hidup yang jelas, kita hanya akan berputar-putar di tempat yang sama, seperti seekor hamster berlari di dalam sebuah roda. Sekuat apapun usahanya, ia hanya berlari di tempat yang sama tanpa bisa maju.  Akan tetapi bagaimana pandangan tujuan hidup menurut islam? Hal ini di jelaskan dalam Al-Quran pada surah Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi : 

“wa maa khalqtul-jinna wal-insa illa liya’buduun” 

yang artinya :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”

 Beribadah dalam hal ini diartikan mengerjakan perintah-perintah Allah seperti bertauhid, berpuasa, zakat, naik haji, melakukan kebaikan dan masih banyak ibadah yang di perintahkan oleh Allah kepada kita selaku makhluk ciptaanya. Selain beribadah Allah memerintahkan kita selaku makhluk ciptaanya untuk memiliki ilmu hal ini tercantum dalam hadis Nabi yang berbunyi :

”Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”. (HR. Ibn Abdulbari). 

Hadis ini secara jelas memerintahkan kita untuk mecari ilmu. Karena dengan ilmu kita dapat meraih tujuan hidup kita sebagai manusia yakni beribadah kepada Allah. Tanpa ilmu ibadah yang kita lakukan hanyalah sia-sia.


Dari kutipan diatas saya selaku umat islam tentunya memiliki tujuan hidup sebagaimana yang telah Allah perintahkan dalam Al-Quran. Tujuan hidup saya (cita-cita) sejak kecil berbeda-beda, pertama-tama pada saat saya berumur 5 tahun ingin menjadi seorang supir taksi. Mengapa saya memilih cita-cita tersebut? Karena pada saat umur saya 5 tahun, ayah saya bekerja menjadi supir taksi. Menurut saya pada saat itu pekerjaan ayah saya sangat keren, karena membawa mobil yang bagus serta memiliki seragam yang tak kalah bagus pula. Setelah saya berumur tujuh tahun (saat saya duduk di bangku sekolah dasar) saya ingin menjadi tentara. Lagi-lagi saya berfikir bahwa menajadi seorang tentara adalah pekerjaan yang bagus karena memiliki seragam yang bagus pula. Akan tetapi saat saya duduk di bangku SMP, cita-cita saya berubah kembali. Saya ingin menjadi seorang chef. Karena pada saat itu saya sudah mulai menyukai bidang masak memasak. Akan tetapi pada saat saya lulus dan berencana untuk masuk sekolah SMK jurusan perhotelan, takdir berkata lain, sehingga saya masuk SMA. Di sini lah saya ingin menjadi seorang mentri pendidikan. Pendidikan adalah hal yang sangat penting di dunia ini, tak hanya bermanfaat untuk dunia, tetapi juga di akhirat. Dalam sebuah hadis yang berbunyi :

 “Jika kamu ingin kebahagiaan di dunia, maka harus dengan ilmu. Jika kamu ingin kebahagiaan di akhirat maka harus dengan ilmu dan Jika kamu ingin keduanya, maka harus dengan ilmu”

 Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa ilmu sangat penting bagi kita. Dengan ilmu kita dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dalam hal ini cita-cita yang kita inginkan. Selain itu pula dengan ilmu kita dapat memperoleh kebahagiaan di akhirat dalam hal ini dengan beribadah sesuai dengan yang telah Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada kita. Tentunya untuk mendapatkan tujuan hidup saya tidaklah mudah, karena saya untuk mendapatkan itu saya harus menjadi orang yang memiliki ilmu yang cukup. Akan tetapi saya memiliki tujuan, apabila saya di kemudian hari dapat mencapai tujuan hidup saya yaitu menjadi mentri pendidikan, saya ingin membuat sistem pendidikan di mana seluruh masyarakat dapat memperoleh ilmu dengan gratis. Menurut saya hal ini dapat di wujudkan dengan cara mengubah acara tv yang lebih dominan kepada tayangan yang bertema sinetron menjadi pendidikan. Sebagai contoh saya ingin membuat gagasan setiap jam belajar terdapat acara tv yang menyediakan guru privat  bagi murid-murid Indonesia. Karena acara tersebut disiarkan di tv, secara otomatis masyarakat dapat memperoleh ilmu secara gratis. Selain itu saya juga berencana mengubah sistem pendidikan di Indonesia, mengapa demikian? Karena menurut saya sistem pendidikan Indonesia  perlu di benahi. Pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia cenderung menuntut siswa/i untuk menguasai semua mata pelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa/i yang kurang dapat menguasai pelajaran ilmu pasti cenderung terkesan minder dan menganggap dirinya bodoh. Padahal siswa/I tersebut mungkin memiliki penguasaan yang lebih dalam pelajaran yang lainya. Sehingga saya akan menyarankan apabila siswa/i yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya di berikan arahan untuk mendalami bidangnya masing-masing. Dalam hal ini saya akan menghapuskan ujian nasional. Karena menurut saya ujisn nasional hanya di peruntukan bagi siswa/i yang memang memiliki penguasaan lebih dalam pelajaran ilmu pasti, sehingga siswa/i yang kurang menguasai akan dirugikan.

Budaya mencontek memang terkenal di seluruh dunia, tak hanya di Indonesia saja. Saya memiliki pandangan bahwa mencontek akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Karena menurut pengalaman pribadi, saat saya duduk di bangku sekolah dasar saya sering mencontek di karenakan saya malas belajar. Pada saat guru bertanya kepada teman-teman saya tentang suatu pelajaran, hanya saya yang tidak dapat menjawabnya. Tentunya saya merasa malu, minder, dan terlihat sangat menyedihkan. Sejak saat itulah saya berusaha untuk tidak lagi mencontek dan malas belajar. Seperti yang telah saya katakana, mencontek juga dapat merugikan diri sendiri. Mengapa? Karena pada saat orang lain belajar mati-matian untuk mendapatkan nilai bagus, orang yang mencontek tentunya merasa santai saja. Sehingga hal ini merugikan orang yang telah belajar secara sungguh-sungguh. Karena itu untuk menghilangkan budaya mencontek, saya menganjurkan setelah ujian tertulis di lakukan maka di lanjutkan pula dengan ujian lisan. Dengan hal ini seorang guru dapat mengetahui apakah siswa/i tersebut benar-benar berusaha dengan usaha sendiri dalam menjawab ujian atau hanya sekedar mencontek. Saya yakin, dengan cara ini dapat menghilangkan budaya mencontek. Apalah arti sebuah nilai jika nilai yang di dapat hanya dari sebuah kecurangan. Tentunya ilmu yang di dapat tidak bermanfaat.

Saya yakin untuk mewujudkan tujuan saya tersebut tidak lah mudah, akan tetapi saya yakin dengan kesungguhan, kesabaran dan ketekunan dapat meraih tujuan hidup saya tersebut. Ilmu yang bermanfaat akan menjadikan tambahan pahala kita saat di Alam Kubur nanti, untuk itulah saya ingin menjadi orang yang dapat memberikan ilmu yang di dasari keimanan kepada orang lain. Karena sesungguhnya apabila kita beriman tetapi tidak memiliki ilmu, kita akan goyah. Begitupun sebaliknya, apabila kita memiliki ilmu tetapi tidak memilik iman, tentunya ilmu tersebut belum tentu berguna buat sesama.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar