Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar sahabat blogger miracle islam? Admin mendo’akan
semoga para pembaca blog miracle islam dalam keadaan sehat wal’afiat. Aamiin. Pada
postingan sebelumnya admin telah membahas Timur Lenk, pada kesempatan kali ini
admin akan membahas lebih lanjut mengenai Timur Lenk. Pasti kalian tidak sabar
bukan? Mari kita simak pembahasan berikut ini. J
Setelah
berhasil menaklukan dinasti Utsmani Turki pada tahun 1402H, Timur Lenk memiliki
ambisi terakhir yaitu ingin menaklukan daratan Cina. Timur Lenk beranggapan
bahwa dengan menaklukkan negeri Cina, ia dapat menganggap dirinya sebagai
penakluk terbesar yang mampu menundukkan kekuatan paling besar di dunia. Dengan
membawa seperempat juta prajurit, ia menyerbu Cina. Pada saat penyerangan ke
daratan Cina kebetulan pada saat itu musim dingin sedang mencapai puncaknya. Meski
demikian. Ia maju terus. Pasukan Tartar itu tiba di Ortar dengan selamat untuk
beristirahat selama musim dingin yang menggigit. Sesudah musim dingin reda,
Timur Lenk bermaksud melanjutkan penyerbuan. Akan tetapi sayang pada bulan
Maret 1405 H, ia meninggal dunia di usia 71 tahun. Perlu diketahui bahwa makam
Timur Lenk terletak di Sammarkand, Uzbekistan. Kebanyakan orang menyakini bahwa
makam Timur Lenk membawa kutukan. Hal ini sebabkan pada tahun 1941 Joseph
Stalin memerintahkan untuk membuka makam tersebut. Ternyata, di dalam makam
terdapat tulisan,
“Ketika
aku bangkit dari kematian, dunia akan bergetar” dan, “Siapapun yang mengganggu
makamku akan ada seorang penjajah yang lebih mengerikan daripada aku.”
![]() |
makam Timur Lenk |
Meski
begitu, makam tetap dibongkar dan mayatnya dikirim ke Moskow. Tepat 2 hari
kemudian, Nazi Jerman ternyata menyerang Uni Soviet pada 22 Juni 1941. Setelah
beberapa kali mengalami kekalahan, Stalin akhirnya memerintahkan Timur
dikembalikan ke makamnya dengan upacara penguburan secara Islam. Ketika Timur
sudah kembali ke makamnya, Jerman akhirnya menyerah dan Uni Soviet memenangkan
pertempuran. Dengan meninggalnya Timur Lenk Penyerbuan ke Cina pun diurungkan. Pasukan
Tartar pun dengan serta merta menyerah kepada Kekaisaran Cina.
Sebagaimana
hal pada umunya, Begitu ada seorang pemimpin besar yang memiliki kekuasaan yang
sangat besar, terjadilah perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya, yaitu:
Muhammad Jehanekir dan Khalil. Mereka berdua pun bertempur satu sama lain.
Setelah bertempur hebat Khalil menang. Akan tetapi masa kepepimpinannya tidak
bertahan lama. Hal ini dikarenakan pada tahun 1405-1447 ia dikudeta oleh
saudaranya yang lain, yaitu Syekh Rukh. Syekh Rukh dan anaknya Ulugh Bey
(1447-1449), memerintah negeri Tartar dengan cukup bijak. Ilmu pengetahuan
kembali berkembang. Namun tidak lama kemudian, pada tahun 1469 kekuasaan
keluarga Timur Lenk itupun ambruk.
Timur
Lenk sesungguhnya bukan hanya seorang Kaisar penakluk kawasan yang luas di Asia
dan Eropa, melainkan juga seorang pemimpin yang cinta ilmu, seni dan
kebudayaan. Ia menyemarakkan kota asalnya, Samarkand dengan Istana, gedung dan
Taman-Taman yang megah dan indah, dengan jalan-jalan yang lebar. Ia juga
membangun sebuah masjid raya hanya dalam waktu sebulan sebagai pusat ilmu dan
kebudayaan. Ia pun mengembangkan gaya arsitektur baru dengan selera tinggi.
Ketika
itu, bisnis dan perdagangan juga berkembang pesat. Samarkand dan Tabriz
menjelma menjadi pusat perdagangan besar di dunia Timur. Rute perdagangan antar
benua yang telah diblokir selama ratusan tahun dibuka kembali. Timur Lenk juga
mengentaskan orang-orang miskin. Ia mendirikan rumah-rumah sederhana untuk
menampung orang-orang cacat dan lemah. Wilayah kekuasaannya juga dibersihkan
dari perampok dan pencuri. Para Hakim dan Komandan tentara bertanggung jawab
terhadap keamanan di daerah masing-masing. Meski dikenal sebagai pemimpin besar,
Timur Leng adalah orang yang sangat sederhana, dan suka berterus terang. Ia
sangat tidak menyukai sikap sombong, kebiasaan pesta pora. Ia tidak pernah
memakai gelar kebesaran sebagai Kaisar.
Timur
Lenk menjadi sosok yang kompleks di dunia. Bangsa Eropa menyanjungnya karena
berhasil mengalahkan Ottoman Turki yang saat itu sedang menyerang Eropa Timur.
Kota-kota di Asia Tengah juga berkembang di bawah kepemimpinannya dan ia
dianggap sebagai pemersatu negara-negara Islam yang belum pernah bisa dicapai
oleh raja-raja sebelumnya.
Meski
begitu, beberapa negara Eropa lain juga menganggapnya sebagai ancaman. Apalagi
ia memiliki ambisi yang begitu besar untuk terus memperluas wilayahnya. Kota
lain seperti Baghdad, Damaskus, Delhi, Georgia, Persia, dan kota-kota Arab
serta India lainnya justru membencinya dan dianggap sebagai orang yang kejam.