Assalamualaikum sahabat bloger miracle islam,
kembali lagi bersama admin yang akan membahas seputar dinasti-dinasti islam
yang pernah berdiri di dunia. Pada kesempatan kali ini, admin tidak akan
membahas tentang dinasti islam loh. Akan tetapi , kali ini admin akan membahas
tentang biografi seorang raja yang berasal dari Dinasti Timuriah yakni Timur
Lenk. Mungkin kalian bertanya-tanya ,engapa admin akan membahas Timur Lenk
bukan? Untuk mengetahui alasannya, mari simak pembahasan admin berikut ini J
Pada postingan admin sebelumnya, kita telah membahas
secara umum mengenai sejarah berdirinya Dinasti Mughal India. Di artikel
tersebut, kita mengetahui bahwa raja-raja yang berasal dari daerah Asia Tengah
yang merupakan keturunan dari Timur Lenk. Nah siapakah sosok Timur Lenk ini? Timur
Lenk dilahirkan pada tanggal 25 Sya'ban 736 H (8 April 1336 M) di daerah yang
bernama Kesh (kini bernama Shahr-i-Sabz, 'kota hijau'), yang terletak sekitar
50 mil di sebelah selatan kota Samarkand di Uzbekistan. Nama Timur Lenk memilik
arti Timur si Pincang, karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir. Timur Lenk
adalah seorang penakluk dan penguasa keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia
Tengah. Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan
yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas
mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai
menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.
Ketika ayahnya wafat, Timur bergabung dengan pasukan Gubernur Transoxiana, Amir
Qaghazan, sampai gubernur itu meninggal. Timur lalu bergabung sebagai tentara
pada penguasa lokal, Amir Husein. Pada 1360 M, Timur telah menjadi seorang
pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam
mempertahankan wilayahnya dari ancaman Tughluq Timur Khan, penguasa Dinasti
Chagatai.
![]() |
Timur Lenk |
Serbuan pasukan Tughluq Timur Khan melambungkan nama
Timur Lenk. Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti Chagatai
terkesan. Ia direkrut Tughluq menjadi pasukannya, namun kemudian memberontak
setelah Tugluq mengangkat anaknya, Ilyas Khoja sebagai Gubernur Samarkand dan
hanya menjadikan Timur sebagai wazir. Timur melakukan pemberontakan bersama
dengan Amir Husain cucu Qaghazan, Tughulq dan Ilyas Khoja tewas dalam
pertempuran. Kemudian Timur malah membunuh Amir Husain yang juga iparnya
sendiri. Pada 10 April 1370, ia mengangkat dirinya sebagai penguasa tunggal.
Semboyan Timur Lenk yaitu:
"Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini,
maka di bumi seharusnya hanya ada satu raja."
Perlu diketahui bahwa Timur
Lenk juga merupakan keturunan dari Hulagu Khan, yang mana Hulagu Khan sendiri
adalah seorang raja yang berasal dari dinasti Ilkhan di daaerah Mongol dimana
cara hidup suku-suku di daerah Mongol adalah dengan cara nomaden
(berpindah-pindah). Pada tahun 1258 M, Hulagu Khan bersama pasukannya berhasil
menaklukan Baghdad dan menjatuhkan dinasti Abbasiyah.
Setelah kurang lebih dari satu abad umat Islam
menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di
bawah pimpinan Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang
kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari
Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah
masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat.
Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk. Kehadiran Timur Lenk dianggap sebagai
kekuatan baru pada masa itu dan juga memunculkan harapan baru bagi suku nomaden
untuk meraih kembali kejayaannya sebagaimana yang pernah diraih oleh Genghis
Khan. Perlu diketahui ketika Genghis Khan wafat, bangsa Mongol mengalami
masa-masa kemunduran. Hal ini dikarenakan adanya perpecahan dan kekacauan yang
berLenksung secara terus menerus antara dinasti-dinasti Mongol. Pada tahun 1365
M, datanglah Timur Lenk yang berhasil memantapkan kekuasaanya di daerah-daerah
Mongol. Timur Lenk dengan cepat dapat menaklukan Dinasti Changtai, Dinasti
Ilkhan dan Dinasti Golden Horde.
Pada tahun 1398 M dia dapat menaklukkan ééIndia dan
membersihkan Delhi dari kekuasaan Dinasti Tuglaq. Setelah menyerang India,
Tímúr Lenk mengarahkan penaklukannya ke Dinasti Utsmani. Pada saat itu Dinasti
Utsmani dipimpin oleh Bayazid Yildrim, pemimpin Islam, yang sangat ditakuti
oleh Eropa. Pada tahun 1402 M terjadi pertempuran yang menentukan di Angkara
antara Tímúr Lenk dengan Bayazid Yildrim yang berakhir dengan kemenangan TímúrLenk.
Pemerintahan Dinasti Tímúriah yang dibangun oleh Tímúr Lenk mendapat dukungan
dari umat Islam terutama ulama, Syaikh al-Islam, serta para pemimpin tariqat
berpengaruh, karena Tímúr memberi perhatian yang besar dalam penyebaran agama
Islam. Sebagai bentuk dukungan, mereka ikut terlibat dalam pemerintahan.
Beberapa ulama sering mendampingi Tímúr sebagai penasehat dalam ekspedisinya.